Jumat, 04 Desember 2009

Bahasa Indonesia Tersisih di Negeri Sendiri



Saya sekarang sedang merasa bersedih dengan nasib Bahasa Indonesia. Sebagai guru Bahasa Indonesia, saya dapat merasakan betapa tersisihnya pelajaran Bahasa Indonesia. Ketika pelajaran banyak dari siswa yang saya ajar tak konsentrasi sepenuhnya pada pelajaran karena mereka menganggap Bahasa Indonesia pelajaran yang gampang. “ga nyimak ga papa. baca sendiri juga bisa”. Mungkin begitu kata hati mereka.
Pemikiran mereka sangat tidak sesuai dengan kenyataan. hal itu sangat jelas terlihat ketika mereka mengikuti ulangan praktik. Ketika diminta menyimak lalu membuat ringkasan ternyata mereka belum bisa benar-benar menbedakan mana yang penting dan mana yang tidak penting. ringkasan mereka banyak yang asal salin.
Hal serupa juga terlihat di kemampuan berbahasa yang lain. Tulisan mereka ternyata masih banyak yang hanya asal nulis. Kualitas berbicara mereka juga masih jauh dari bagus. Lalu kecepatan membaca mereka juga masih memprihatinkan.
Ketika dihadapkan pada hasil praktik mereka barulah mereka berkata bahasa Indonesia sulit. mereka bilang mereka tak suka membaca ataupun menulis sehingga hasil praktik mereka jelek.
Saya sungguh heran dengan jawaban mereka. Kenapa rasa tidak suka mereka jadikan alasan penyebab nilai mereka yang buruk.
Apakah mereka tak berpikir bahwa banyak di antara mereka yang tak cinta pelajaran yang lain, misal kimia, matematika atau fisika, tapi mereka berusaha untuk memahami karena mereka takut mendapatkan nilai jelek. Dan akhirnya walau tak bisa meraih nilai tertinggi tetapi kesungguhan mereka telah membuat mereka berhasil mencapai batas tuntas.
Ternyata karena tak menganggap sulit maka mereka dengan enteng menghadapi pelajaran Bahasa Indonesia. Tentu saja hasilnya sudah dapat ditebak. apapun itu bila kita menjalani sesuatu tanpa persiapan matang maka dapat dipastikan hasilnya seadanya.
Saya heran, banyak siswa yang bangga ketika mereka menguasai Bahasa Inggris dengan baik tapi jarang yang berusaha sekuat tenaga agar bisa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik.
Yah itulah nasibmu kini Bahasa Indonesiaku yang tercinta. engkau dianggap remeh oleh bangsamu sendiri. Padahal semua orang tahu ketika seseorang menganggap remeh Bahasanya sendiri maka itu berarti dia juga sedang menganggap remeh bangsanya sendiri.
Mungkin itulah sebabnya kenapa bangsa lain meremehkan Bangsa Indonesia. Bila kita tak cinta dengan bangsa kita maka tak mungkin bangsa lain kan cinta pada bangsa kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar